Rabu, 30 Juni 2010

Urun Rembuk Untuk Kemajuan kecamatan Selo



Selo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Selo terletak di kaki gunung Merapi sebelah timur dan gunung Merbabu sebelah selatan.

Selo memiliki potensi yang sangat luar biasa, antara lain pertanian,peternakan, seni budaya dan pariwisata.lokasi yang terletak diantara 2 gunung merupakan anugrah tersendiri bagi masyarakat Selo.

Dengan segala potensi diatas seharusnya Selo bisa lebih maju lagi, atau paling tidak bisa sejajar dengan daerah-daerah lain yang memiliki topografi mirip dengan Selo seperti, Kopeng, Bandungan, Tawangmangu,dll lalu kenapa Selo masih tertinggal dibanding daerah lain di Boyolali??

Monggo untuk masyarakat Selo Urun Rembuk Untuk Kemajuan Selo. Silahkan berikan usulan saran atau masukan demi kebaikan Selo.


Jumat, 25 Juni 2010

Gunung Merbabu


Gunung Merbabu (3.142 m dpl), merupakan gunung yang tergolong dalam gunung api tua yang terletak bersebelahan dengan Gunung Merapi yang merupakan salah satu gunung api aktif. Gunung Merbabu mempunyai banyak puncak-puncak bayangan (bukan puncak asli).

Puncak Gunung Merbabu terdiri atas dua puncak yaitu Puncak Sarip yang terletak pada ketinggian 3.120 m dpl dan Puncak Kenteng Songo dengan ketinggian 3.142 m dpl. Kedua puncak ini mempunyai panorama alam yang berbeda.

Untuk menuju ke puncak Gunung Merbabu ada 2 (dua) jalur utama; lewat Selo/Boyolali dan lewat Tekelan/Kopeng. Kedua jalur mempunyai medan perjalanan yang berbeda. Kalau kita lewat Selo jaraknya lebih jauh tapi mempunyai panorama yang indah. Pohon - pohon pinus di sepanjang jalan terasa menciptakan kenyamanan selama perjalanan dan bisa memandang lereng Gunung Merapi lebih dekat.

Perjalanan lewat Tekelan/Kopeng jalurnya lebih landai tetapi karena erosi oleh aliran air hujan menyebabkan rute penjalanan menjadi dua yaitu jalur lama dan jalur baru.

Kawasan di sekitar lereng Gunung Merbabu banyak di tanami oleh sayuran pada musim penghujan dan waktu musim kemarau ditanami tembakau. Kualitas tembakau di sini terkenal baik dan menjadi tumpuan penghasilan utama penduduk Selo.


Lewat Selo

Untuk menuju Dukuh Genting yang merupakan desa terakhir, dari arah Solo kita naik bus jurusan ke Boyolali kemudian naik lagi menuju Selo (20 km) yang terletak pada ketinggian 1.460 m.dpl (lihat jalur pendakian Gunung Merapi lewat selo).dari Selo naik ke arah utara melalui Dukuh Selo Nduwur setelah itu menuju rumah Pak Parman di Dukuh Genting untuk mendaftar dan beristirahat sejenak.

Dusun Genting terletak pada ketinggian 1.800 m.dpl, merupakan perkampungan kecil. Mata pencaharian sebagian besar penduduk dusun ini dengan bertani sayur-sayuran. Untuk persediaan air sebelum mendaki sebaiknya mengambil di kampung ini karena sumber air tidak kita temui lagi sepanjang pendakian ke puncak Gunung Merbabu. Setelah sampai di kampung ini kita bisa bermalam di rumah pak Soenarto atau dirumah Pak Prawiro (juru kunci Gunung Merbabu) dan meneruskan perjalanan pada pagi harinya atau malam hari.

Dari rumah Pak Sunarto/Prawiro kita berjalan menuju ke arah batas ladang dan hutan yang tidak terlalu jauh. Dari batas hutan dan ladang perjalanan di teruskan di jalan setapak yang akan menemui banyak percabangan menuju ke atas tetapi jalanan akan bertemu di satu tempat yaitu di jalan pertigaan pertama.

Dari pertigaan pertama kita menuju ke jalan yang lurus atau ke arah kanan sama saja, mulai akan bertemu di percabangan jalan. Dari percabangan kita ambil jalan ke arah kiri yang melewati sebuah bukit maka kita akan sampai di Dok Jarakan (45 menit), lalu jalan ke arah kanan kita akan sampai di Dok Malang. Perjalanan dari Dok Jarakan ke Dok Malang di butuhkan waktu sekitar 30 menit.

Dari Dok Malang, kita berjalan ke arah kiri sampai ketemu hutan yang agak lebat, belok ke arah kanan, menyusuri pinggiran jurang kita akan sampai di pertigaan Ampel. Kemudian perjalanan diteruskan menyusuri jalanan lurus, lalu ke arah kiri selama 1 jam kita akan sampai di Pos Gopa.,dan kita teruskan menuju ke Batu Gubuk.

Dari Batu Gubuk diteruskan lagi menuju ke Sabana I. Dari Sabana I jalan mulai landai dan kita akan sampai di Sabana II, sebuah padang rumput yang letaknya dilereng Gunung Kukusan. Dari Sabana II kita langsung bisa menuju ke puncak Kenteng Songo (3.142 m.dpl). Dari Puncak kenteng Songo kita meneruskan perjalanan ke puncak Sarip (3.120 m.dpl). Total perjalanan dari Selo sampai ke puncak Gunung Merbabu membutuhkan waktu 7-8 jam dan turunnya 5 jam perjalanan.


Disunting dari Berbagai Sumber

The Merapi Volcano


Merapi adalah gunung berapi di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta,gunung ini masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Bagi masyarakat di sekitar gunung, Merapi membawa berkah material pasir yang tiada habisnya, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan dalam dan luar negeri. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri beberapa tahun yang lalu.

Merapi berasal dari dua kata "meru" yang artinya gunung, dan "api" yang berarti gunung berapi. . gunung Merapi kerap dikaitkan dengan hal-hal berbau misteri dan mistis, antara lain keberadaan makhluk-makhluk gaib penguasa dan penghuni gunung Merapi. Hal ini tidaklah berlebihan, masyarakat setempat yakin kalau penghuni dan penguasa gunung Merapi memang ada, yang oleh masyarakat sekitar di sebut Mbah Petruk.

Gunung Merapi mempunyai ketinggian 2968 m dari permukaan laut . Gunung Merapi terbentuk pertama kali sekitar 60.000-80.000 tahun yang lalu. Puncak Merpai menjajikan daya pikat untuk menikmati keindahan matahari terbit pada pagi hari dengan pemandangan alami dari jajaran Gunung Ungaran, Telomoyo dan Merbabu. Gunung Merapi dan sekitarnya merupakan wisata gunung api, udara yang sejuk, lintas alam, keindahan kubah lava yang masih aktif sangat memanjakan wisatawan datang untuk berkunjung.
Gunung Merapi dapat didaki dari 3 jalur yaitu jalur Selatan ( Kaliurang ) wilayah Sleman, Yogyakarta atau jalur dari Utara ( Selo ) wilayah Boyolali atau dari jalur sebelah Barat wilayah Magelang.

1. Jalur Kaliadem (Selatan)
Dahulu Jalur ini sangat Pupuler di kalangan pendaki,namun setelah ada larangan mendaki dari jalur selatan jalur ini sudah jarang dilalui pendaki.Pada letusan Merapi tahun 2006 jalur pendakian selatan ini banyak yang rusak oleh terjangan lahar.Jalan yang masih baik hanya sampai pos 2.Pendakian di mulai dari dusun Kinarejo,dusun Kinarejo terletak 2km dari Kaliurang.Jika ingin melakukan Pendakian sampai puncak Merapi sebaiknya jangan melewati jalur selatan.Karena Jalur ini Sudah Tidak dapat didaki sampai puncak setelah Geger Boyo sebagai Penahan Lahar hancur saat gunung merapi meletus pada tahun 2006.Jika Ingin mendaki Gunung Merapi lewat Kaliadem sebaiknya ijin dulu sama Mbah Marijan di Dusun Kinarejo Cangkringan Sleman.

2. Jalur Selo (Utara)
Jalur Selo atau Plalangan desa Lencoh melalui sisi utara. Sekarang jalur ini tergolong paling aman dan nyaman untuk mencapai puncak dan menjadi jalur tradisional bagi banyak pendaki. Oleh sebab itu, bagi pendaki pemula jalur ini yang direkomendasikan. Selain aman, jaraknya juga tidak begitu jauh dibandingkan dengan jalur lain.dari arah solo atau semarang turun terminal Boyolali lalu naek bus jurusan Selo, dalam perjalanan akan disuguhkan pemandangan indah di kanan kiri jalan yang berupa ladang tanaman sayur,sesampai Selo naik ke Pos 1 Merapi untuk selanjutnya mendaki Gunung Merapi.


Dengan berjalan kaki melewati jalan Aspal menuju basecamp pendakian merapi di dukuh plalangan, desa Lencoh, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali, dengan menempuh jarak lebih kurang 1 km dari jalan raya Boyolali-Magelang, ditambah dengan jalanan yang menanjak cukup untuk dijadikan pemanasan sebelum pendakian ke Gn.Merapi.

Perjalanan sebaiknya dimulai pada pukul 01.00 atau 02.00 dini hari dengan harapan tiba di puncak pada pagi harinya sehingga dapat menyaksikan panorama alam dan kegiatan gunungapi. Dalam satu atau dua jam pertama para pendaki tidak dapat menyaksikan apapun didalam kegelapan malam, kecuali jalan setapak yang diterangi sorot lampu senter. Dalam paro perjalanan akan mencapai undakan pertama yang dikenal dengan Bukit Selokopongisor (+ 2290 m). Cakrawala timur mulai menguning tanda waktu subuh (waktu shalat bagi yang beragama Islam). Detik demi detik komposisi warna di ufuk timur berubah secara perlahan dari rona kuning menjadi merah kekuning-kuningan dan semakin cerah bersama waktu, 20 menit kemudian undakan kedua yang dikenal dengan Bukit Selokopoduwur (+ 2500 m) dicapai.

Dalam waktu kurang dari 30 menit pendaki sudah mencapai undakan ketiga yang bernama Bukit Gajahmungkur (+ 2650 m). Tidak jelas hubungannya dengan gajah, tetapi mungkin karena undakan ini adalah punggungan yang menukik tajam dan berakhir di Pasarbubrah. Pasarbubrah sendiri adalah puncak dari rangkaian punggungan Gajahmungkur dan Pusunglondon sebelum mencapai puncak sesungguhnya, yang juga dikenal dengan Puncak Garuda.

Dari puncak Garuda, kita bisa melihat pemandangan yang menakjubkan, dimana kawah merapi berada di depan mata tak henti-hentinya mengeluarkan asap. Tampak pula, di sebelah utara, Gunung Merbabu yang menantang untuk ditaklukkan. Di seberang Barat dan Timur, Gunung Lawu dan Gunung Sindoro-Sumbing seperti gundukan-gundukan hijau. Jika cuaca cerah, pemandangan lebih mengasyikkan lagi, karena Anda bisa melihat kota Magelang dan Boyolali. Di puncak suhunya bisa mencapai 5 derajat sampai -8 derajat.

3. Jalur Babadan (Barat)
Jalur Babadan adalah jalur “tembak langsung” yang ditempuh dari sisi barat. Tembak langsung artinya sejak mulai melangkah arahnya langsung ke puncak dan terjal. Oleh karena itu, tidak ada variasi suasana atau pemandangan yang akan mengalihkan perhatian dari kepenatan. Jalur ini untuk sementara sangat tidak disarankan karena aktifitas vulkanik Gunung Merapi dalam dua dekade ini mengambil tempat di lereng barat. Boleh jadi ketika dalam perjalanan akan dihadang oleh guguran lava atau hujan abu. Kejadian yang menimpa 2 (dua) orang pelancong dari Belanda yang menjadi korban pada Juli 2001, satu orang meninggal dunia dan seorang lagi luka parah, karena nekad mendaki dari sisi barat dan diterjang guguran lava yang masih panas.

Bagi Wisatawan Asing yang ingin Mendaki Gunung Merapi Bisa Menyewa Guide di Dusun Plalangan Selo Boyolali dengan Tarif Sekitar Rp.200.000-Rp.300.000 untuk satu Guide atau bisa menghubungi saya untuk saya carikan guide.

Setelah mendaki Merapi jangan lupa cicipi makanan khas Selo yaitu Jadah Tempe, dan yang terkenal adalah Jadah Tempe Mbah Karto.

Disunting dari beberapa sumber